Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Islam

Advertisement
Advertisement
Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Islam, Orang ang paling berjasa dan menyebabkan kita di dunia ini adalah orang tua. Beliau dengan rasa keikhlasan dan penuh kesabaran, merawat, mengasuh dan membimbing kita sejak kecil hingga dewasa, tanpa minta imbalan balas jasa dari kita, oleh karena itu sudah sepantasnya beliau itu menerima bakti kita pada mereka dengan penuh rasa kasih saying.

Pada zaman Rasulullah, ada salah satu sahabat yang bernama Al Qomah, sejak kecil dia terkenal taat kepada Allah dan Rasulnya dan beribadah, menginjak usia dewasa, menikah dengan seorang gadis idamannya, setelah menikah tinggal besama ibunya yang sudah tua, lama kelamaan tidak kerasan tinggal bersama ibunya Al Qomah sedangkan sikap Al Qomah sendiri pada ibunya sudah Nampak berubah, yang dulu taat dan patuh pada ibunya, sekarang sudah tidak menghiraukan lagi, karena terus menerus menuruti kemauan Sang Istri sehingga ibunya terabaikan, merasa dirinya tidak mempunyai anak lagi yang memperhatikannya. Lama kelamaan istri Al Qomah tidak betah hidup bersama ibu mertua dan minta berumah tangga sendiri pisah dengan ibunya. Dan Al Qomah menurutinya berumah tangga sendiri dengan meninggalkan ibunya sendiri
.
Pada suatu saat Al Qomah jatuh sakit yang menyebabkan dirinya Nazak akan meninggalkan dunia, tetapi tidak bias menyebut kalimat Taukhid berulang kali dituntun oleh para sahabat yang lain tidak bias, akhirnya kejadian ini dilaporkan oleh sahabat pada Nabi Muhammad, dan beliau mendataangi Al Qomah, lalu menuntunnya membaca kalimat taukhid, namun tetapi tidak biasa, Nabipun heran lalu bertanya pada sahabat yang hadir, apakah Al qomah punya orang tua? Lalu dijawab sahabat, bahwa Al Qomah masih punya ibu, Nabipun menyuru dahabat untuk memanggil ibunya, sahabatpun pergi menemui ibunya Al Qomah, bahwa dia dipanggil Nabi untuk menyaksikan kematian putranya, namun apa kata ibunya, dia tidak mengaku Al Qomah sebagai anaknya, dan tidak mau dating memenuhi panggilan Rasul, kejadian ini sampai berulang tiga kali, akhirnya Rasulullah memerintahkan sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Al Qomah agar bias meninggal dunia lalu Nabi akan melemparkannya di tengah-tengah kobaran api, tiba tiba disaat yang keristis itu, ibu Al Qomah datang dan memaafkan kesalahan-kesalah dan meridhoinya. Setelah ibunya memaafkan baru Al Qomah bias mengucapkan kalimat syahadat yang dituntun oleh Nabi sendiri, akhirnya Al Qomah meninggal dunia dengan senyum kebahagian memembawa iman pada Allah.

Dari kisah sahabat Nabi Muhammad saw teresbut, kita dapat mengambil pelajaran/Ibrah, bahwa betapa pentingnya perhatian dan kebaktian seorang anak pada orang tua sehingga meskipun dia ahli ibadah, kalau berbuat salah yang mengakibatkan sakit hatinya orang tua, tidak bisa menolong dirinya dari siksa Allah.
Oleh karena itu berbakti, berbuat baik semampu kita kepada orang tua adalah merupakan suatu kewajban yang diperintahkan Allah pada kita. Sebagai firman-Nya dalam Al Qur’an:

Artinya: “ menyembahlah kamu kepada Allah dan jangan (sekali-kali) menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan kepada orang tua berbuatlah dengan baik”. ( Qs An-nisak : 36)

Suatu saat Nabi Muhammad pernah didatangi oleh seseorang lalu dia bertanya pada Nabi beliau menjawab : “Saya telah bertanya pada Nabi Muhammad saw” amal perbuatan apa yang lebih dicintai Allah? “jawab belau:”Shalat tepat pada waktunya,”kemudia apa lagi? “berbakti kepada orang tua,” akupun bertanya lagi, apa lagi? “jihad (berjuan) di jalan Allah”. (HR. Mutafaq Alaih)

Adapun sahabat yang bertanya itu adalah Abdullah bin Mas’ud yang termasuk salah satu sahabat pilihan Rasul yang banyak hadits-hadits diambil darinya.
Dari hadits tersebut diatasdapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan yang di cuntai Allah, akan mendapatkan imbalan dan pahala dari Allah, yang hanya Allah saja mengetahuinya karena besarnya, dan diantara imbalan/pahala Allah pada orang yang berbuat kebaikan yang dicintai-Nya adalah surge. Dan berbakti kepada kedua orang tua itu merupakan rasa Tasyakur, terimakasih kita kepada orang tua yang sudah sejak mengandung 9 bulan 10 hari kita sudah menyusahkan beliau kemudian lahir dan membesarkannya, rasanya tidak ada imbalan yang pantas menyamai jasa orang tua pada kita. Dan bakkti baik kita pada orang tua tidak hanya sebatas masih hidup, tetapi sesudah beliau meninggal duniapun, selayaknya kita tetap berbakti kepadanya dengan jalan berdo’a kepada Allah untuk orang tua. Sebagai sabda Nabi Muhammad.

“Ketika manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu shidaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih mendo’akan kedua orang tuanya”. (HR. Muslim)

Nah itulah artikel mengenai berbakti kepada orang tua, semoga kita selku umat muslim terisfirasi dengan adanya artikl tersebut.

Advertisement